“Selain mengerjakan tugas akhir kuliah, saat ini saya juga aktif sebagai Wakil Ketua Badan Kepengurusan Relawan WikiDPR. Karena kami sedang mempersiapkan database rekam jejak kinerja wakil rakyat sebagai bekal masyarakat memilih pada pemilihan umum legislatif 2019”.
Eko Siswandanu, mahasiswa akhir jurusan Perbankan Syariah ini memang pada dasarnya sangat senang berdiskusi. Pengalaman pertamanya saat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah dirinya menemukan sebuah lembaga kajian ekonomi Islam yang bernama Center for Islamic Economics Studies (C.O.I.N.S). Ketika mulai aktif mengikuti kajian di C.O.I.N.S, ia mengamati bahwa kakak-kakak di lembaga tersebut ternyata tidak hanya pandai dalam bidang keilmuan saja, namun juga dalam bidang keorganisasian dan kepemimpinan. Bermula dari sanalah, Eko merasa tertarik untuk mendalami seni berorganisasi.
Pada tahun pertama kuliah, pria asal Bekasi ini telah bergabung dengan organisasi C.O.I.N.S dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di tahun kedua, di bawah kepemimpinan Sdr. Syamsul Ma’arif, Presiden Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Muamalat, saat itu Eko diajak untuk menjadi salah satu pengurus dalam kabinetnya.
“Saya diamanahkan sebagai Ketua Departemen Informasi HMPS Muamalat. Pada saat itu program kerja utama saya adalah membuat Buletin Cerdas dan mengelola media sosial organisasi, alhamdulillah terlaksana”, ujar Eko.
Setelah satu tahun menjalankan amanah sebagai pengurus HMPS Muamalat, Eko kembali diberikan amanah yang lebih tinggi, yakni menjadi Sekretaris di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), di bawah kepemimpinan Sdr. Ahmad Zakial Fajri Nas. Pada saat masa jabatan Eko mengaku bahwa ia juga diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Konferensi Mahasiswa Syariah tingkat nasional di UIN Alauddin Makassar. Sungguh dari sini ia mengungkapkan bawasannya dirinya merasa sangat beruntung karena diberikan banyak ruang untuk berproses bersama kawan-kawan yang lain.
Ternyata, tidak hanya iseng semata Eko mengikuti kegiatan keorganisasian. Namun dirinya juga memiliki alasan tersendiri dalam dirinya, “Saya berorganisasi untuk mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada diri saya. Dengan berorganisasi saya belajar memahami diri sendiri dan orang lain, belajar memimpin dan dipimpin. Selain itu, berorganisasi juga bisa menambah teman dan memperluas pergaulan”, kata Eko.
Mahasiswa yang memiliki mata sipit ini, ternyata pernah menjabat sebagai ketua senat di kampusnya. Eko menceritakan bahwa dirinya bisa menjabat sebagai ketua senat yakni dimulai dengan berproses dari tingkat jurusan atau program studi di HMPS Muamalat lalu ke tingkat fakultas melalui BEM FSH. Selain itu dikarenakan dirinya yang memang terbilang aktif menempa diri di lembaga kajian dan perkaderan, yaitu C.O.I.N.S dan HMI. Melalui itu semualah ia hendak maju ke tingkat yang lebih tinggi di universitas, yaitu mencalonkan sebagai Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “alhamdulillah semesta meridhoi”, ucapnya.
Baginya, mahasiswa dan pemuda harus memiliki idealisme dan nasionalisme yang kuat. hal ini dikarenakan banyak persoalan di negeri ini yang tidak akan selesai jika kita hanya berpangku tangan tanpa mau ikut terlibat menyelesaikan persoalan tersebut. Oleh karena itu ia selalu menanamkan visi aktif dan kreatif dalam merespons setiap persoalan yang ada, baik itu di ruang lingkup keluarga, kampus, maupun nasional dan internasional.
Setelah dirinya terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia pun ikut dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI). Eko bercerita bahwa Pada Musyawarah Nasional di Jakarta, dirinya mendapat amanah sebagai Koordinator Wilayah Jabodetabek. Selain itu, untuk saat ini ia aktif dalam organisasi kerelawanan WikiDPR yang bertugas merekam jejak anggota DPR RI agar masyarakat bisa menilai kinerja mereka secara komprehensif.
Banyak hal menyenangkan baginya dalam mengikuti sebuah organisasi, yang paling ia suka adalah ia pernah diberikan kesempatan jalan-jalan gratis ke Makassar dan Bali. Selain pengalaman sukanya, namun ternyata ada pula pengalaman tidak menyenangkan yang Eko rasakan, “hal yang tidak saya suka adalah ketika organisasi sudah bernuansa politik praktis dan anggotanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya masing-masing. Contohnya adalah ketika banyak saya jumpai kecurangan dan kekerasan dalam proses pemilihan umum mahasiswa, menurut saya ini sangat tidak pantas untuk seorang mahasiswa”.
Disinggung mengenai kesebukannya yang padat, Eko mengaku bahwa pada awalnya memang dirinya agak sulit untuk mengatur waktu dengan banyaknya aktivitas organisasi, namun ia belajar menerapkan skala prioritas dan first in first serve. “Skala prioritas dinilai dari urgensi kegiatan dan dampak yang timbul jika saya memutuskan terlibat atau tidak terlibat, sedangkan untuk yang skala prioritasnya sama saya menggunakan first in first serve yaitu saya mengikuti apa yang telah terjadwal terlebih dahulu”, katanya.
Merasa beruntung walaupun dengan kegiatannya yang padat, untuk dirinya pribadi, Eko mengungkapkan keuntungan yang sangat besar karena keterlibatannya dalam berorganisasi, yakni menambah pengetahuan dan kebijaksanaan saya dalam menilai suatu kondisi atau keadaan dalam rangka pengambilan keputusan. Selain itu jejaring pertemanan yang luas dapat menjadi modal sosial dalam hal membangun integritas diri.
Untuk masalah waktu bersama keluarga, tentu dengan melihat kegiatannya tersebut, Eko akan sulit membaginya dengan keluarga. “Waktu untuk keluarga merupakan prioritas yang utama. Tanpa dukungan keluarga pastinya saya tidak dapat beraktivitas seperti ini di organisasi. Bagi saya, waktu minimal untuk keluarga adalah seminggu sekali”, ungkapnya.
Semua orang tentu memiliki tujuan hidup masing-masing. Eko mengaku bahwa pada dasarnya ia bukanlah orang yang fokus pada satu tujuan hidup, menurutnya kita semua harus memberikan upaya yang maksimal terhadap apa yang menjadi tanggung jawab kita. Bahkan kita harus memberikan lebih dari apa yang orang lain harapkan terhadap kita. Dengan begitu setiap hari akan ada kesempatan-kesempatan baru yang lebih hebat lagi untuk kita.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar