Aku merindukannya. Teramat rindu tawanya, teramat rindu candanya. Dia selalu menari indah dalam ingatanku. Dia selalu hadir ditidur lelapku. Dia orang yang membunuh semua waktuku. Hanya untuk sekedar memikirkannya, mengkhawatirkannya dan membayangkan senyumnya

Selasa, 27 Desember 2016

Bermain Boleh, Tapi Jangan Lupa Belajar!

Namanya Deki Darmawan, seorang bocah laki-laki berkulit hitam manis dan murah senyum. Saat ini ia menginjak kelas 4 di SDN Sukasari 5 Kota Tangerang. Di dalam kesehariannya, Deki terkadang sulit untuk mengatur waktu main dengan waktu belajarnya. Ia gemar sekali bermain burung dara bersama teman-teman di sekitar rumahnya.

Pada suatu ketika, ia sungguh sangat kelalahan karena sepulang sekolah ia langsung beranjak keluar rumah untuk bermain burung dara bersama teman-temannya. Setibanya sore hari, Deki pulang ke rumah dengan kadaan kotor dan berkeringat. Melihat Deki yang seperti itu, Dinda kakak dari Deki dengan gegas menyuruh Deki untuk mandi membersihkan dirinya.

Selesainya Deki mandi, Dinda mulai menyiapkan makan malam untuk Deki.
Kedua orangtua Deki yang bekerja kantoran, membuat Deki lebih sering di rumah bersama kakaknya. Setelah Deki menghabiskan makan malamnya, mata Deki mulai terasa mengantuk akibat kelelahan bermain burung dara. Namun Deki mencoba menahan rasa kantuknya itu.
Dinda datang menghampiri Deki untuk menanyakan apakah ia ada tugas PR dari sekolahnya.

Lalu Deki menjawab “iya, ada kak”.
PR apa Dek?, tanya Dinda.
“PR matematika dan bahasa Inggris kak”, jawab Deki.
“Yasudah, kerjakan sekarang sebelum larut malam”, kata sang kakak.

Rasa kantuk Deki semakin menjadi-jadi. Ketika ia sedang mengerjakan PR matematikanya, baru beberapa soal, ia tertidur di atas bukunya dengan posisi tangan yang masih menggenggam pensil. Sang kakak langsung membangunkan Deki agar kembali menyelesaikan PR. Tak lama kemudian akhirnya Deki berhasil menyelesaikan PR matematikanya. Kemudian ia bergegas untuk menyelesaikan PR bahasa Inggrisnya. Waktu semakin larut. Mata Deki pun sudah merasa lelah dan kantuk yang hebat. Lagi-lagi Deki meberusaha menahan matanya itu dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan PR bahasa Inggrisnya.

Dengan kondisi mata dan tubuh yang sudah sangat lelah, Deki berhasil menyelesaikan kedua PRnya. Namun, karena Deki sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya itu, ia sampai tertidur di meja belajarnya. Dinda yang melihat Deki sudah tertidur pulas, akhirnya memindahkan Deki ke kamar tidur agar badan adik satu-satunya itu tidak sakit ketika bangun nanti.

Pagi pun tiba, Deki bangun dari tidurnya dan bersiap mandi untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai mandi, Deki membereskan buku-bukunya yang tergeletak di atas meja belajarnya. Selesai itu, Deki berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan tenang karena kedua PRnya itu sudah selesai.
Hari mulai siang. Tepat pukul dua siang biasanya Deki pulang sekolah. Setibanya ia di rumah tak lama kemudian teman-temannya Deki datang menjemput Deki untuk bermain burung. Karena ia sangat senang bermain buruk, maka ia langsung bergegas mengganti baju seragamnya dan menghampiri teman-temannya itu.

Hari menjelang sore. Saat itu Deki tengah asik bermain burung dara bersama teman-temannya. Tak lama kemudian, Deki sadar bahwa ia tidak ingin pulang ke rumah terlalu sore. Karena ada PR dari sekolah yang harus ia kerjakan di malam hari.
Akhirnya Deki pamit pulang ke teman-temannya. Deki tidak mau mengerjakan PRnya sambil menahan rasa kantuk kembali. Karena Deki sudah tahu bagaimana tidak enaknya mengerjakan PR sambil menahan matanya yang sudah lelah. Dengan kejadian kemarin Deki merasa bahwa ia harus belajar udalam mengelola waktunya dengan sebaik mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar