Aku merindukannya. Teramat rindu tawanya, teramat rindu candanya. Dia selalu menari indah dalam ingatanku. Dia selalu hadir ditidur lelapku. Dia orang yang membunuh semua waktuku. Hanya untuk sekedar memikirkannya, mengkhawatirkannya dan membayangkan senyumnya

Sabtu, 28 Oktober 2017

Mengintip Kisah Sukses Pedagang Cilok Boga Rasa

Cilok biasanya dikenal sebagai makanan rakyat yang berasal dari daerah Jawa Barat. Cemilan berbentuk bulat seperti bakso ini berbahan dasar tepung tapioka (sagu) dan memiliki tekstur kenyal serta rasa sensasi yang gurih saat disantap.
Asep Kudratulloh, adalah salah satu seseorang yang sukses berwirausaha sebagai juragan Cilok dengan label usaha Cilok Boga Rasa. Pria asal Ciamis, Jawa Barat ini mengaku dari jualan ciloklah akhirnya ia bersama istrinya bisa bangkit menata kehidupan perekonomian mereka yang sempat jatuh terpuruk. Ingin tahu kisah suksesnya dari nol hingga bisa sukses sampai sekarang? Simak wawancara saya dengan beliau beberapa waktu lalu...

Assalamualaikum?
Waalaikumsalam
Bisa diceritakan, bagaimana awalnya membuka usaha Cilok Boga Rasa?
Sebelum usaha cilok, saya kontraktor rumah, saya punya usaha bengkel las juga. Tapi saya dizolimi, dibohongi orang. Saya waktu itu punya rumah, mobil semuanya habis dijual. Saking susahnya, tabung gas di rumah ada dua, saya jual satu untuk makan.
Dari mana ide awal membuka usaha Cilok?
Ide jualan cilok itu sendiri berawal pada saat saya dan keluarga mudik lebaran 2012 ke Ciamis. Biaya untuk pulang kampung didapat dari uang arisan isteri sebesar 6 juta Rupiah. Dari uang 6 juta itu tersisa 3 juta Rupiah. Kemudian terlintas dari pikiran saya untuk membuat usaha cilok yang saat itu secara kebetuan anak saya minta dibelikan cilok dan saya ikut mencicipi cilok yang dibeli oleh anak saya.
Pas saya coba, rasanya beda banget. Dari situ saya bilang ke pedagang cilok-nya ayo kita kerjasama. Kita buat usaha cilok di Jakarta. Awalnya setuju, tapi dua hari sebelum pulang ke Jakarta dibatalkan, karena isterinya tidak kasih ijin ke Jakarta
Meski demikian, dari kejadian itu sama sekali tidak mematahkan semangat saya untuk menjajal berbisnis cilok. Saya pun minta diajari oleh pedagang itu, cara membuat cilok. Setelah kembali dari mudik lebaran, saya semakin membulatkan tekad untuk jualan cilok. Dalam kondisi ekonomi yang minim dengan dibantu isteri, saya terus belajar membuat cilok dengan cita rasa sendiri.
Nah, saat itu rumah saya di Pamulang Permai sudah saya jual. Saya sempat numpang satu kamar sama yang beli rumah saya. Di sana saya membuat ciloknya. Pokoknya semua-semuanya di situ.
Untuk menjajal cita rasa cilok racikan, saya membagi-bagikan ke teman-teman, dan tetangganya untuk mencicipi. Bahkan, putri sulung saya sempat membawa cilok olahannya dijual ke sekolah. Ternyata cilok yang dijualnya mendapat respon yang baik di pasar, saya pun tak lupa memanjatkan syukur kepada Allah SWT.
Bagaimana perkembangan Cilok Boga Rasa hingga bisa banyak cabang di mana-mana?
Awalnya mulai dari 2 gerobak, berkembang menjadi 15 gerobak, sampai akhirnya saya memiliki tabungan 50 juta dan tercapai pula keinginan saya bersama isteri berangkat umroh.
Tabungan 50 juta itu saya bertekad sama istri saya untuk berangkat umroh. Waktu pas jadi kontraktor saya mau berangkat umroh gak jadi-jadi mulu, padahal uangnya ada. Ada uang selalu saya pakai dulu buat modal proyek karena belum selesai, malah akhirnya hancur semua proyek saya.
Berapa omzet Cilok Boga Rasa?
Penghasilan sehari Rp 15 - 20 Juta Rupiah
Kenapa tertarik berjualan cilok?
Selama ini pandangan umum usaha jualan cilok keliling masih dianggap sebelah mata. Namun, sebaliknya buat dia, justru usaha yang dianggap sebelah mata bisa mendatangkan rupiah yang tidak sedikit buatnya.
Berapa banyak gerobak Cilok Boga Rasa saat ini?
Saat ini memiliki 200 lebih gerobak cilok, dan yang beroperasi saat ini di jalanan ada 170 gerobak dan tersebar di beberapa wilayah.
Di mana saja tersebarnya?
Tersebar di beberapa wilayah  seperti, Pamulang, Ciputat, Bintaro, BSD, Pondok Labu, Blok M, Depok dan Cilangkap.
dan sudah merambah ke luar kota. Sekarang baru buka di Yogyakarta ada 4 orang yang di sana. Insya Allah dari sana kalau lancar bisa dikembangkan ke Solo, Magelang, Semarang.
Berapa harga cilok yang dijual?
Cilok dijual Rp 500 per butirnya. Dalam sehari, dari 170 gerobak yang jualan bisa laku terjual 150 ribu sampai 200 ribu butir cilok. Setiap butir cilok ia mendapatkan keuntungan bersih Rp 100. Dalam sehari bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta dari jualan cilok tersebut.
Apa hambatan dalam berbisnis cilok?
Meski saat ini usaha yang dirintis terbilang sukses, namun ada saja kendala yang sempat menghampiri. Salah satunya, persaingan bisnis dengan mereka yang memiliki usaha sejenis. Walaupun begitu, saya tetap percaya diri dengan usaha yang sedang saya tekuni ini bisa berjalan baik dan tidak lupa untuk selalu bersyukur, sedekah serta terus berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan keberkahan.     • (Put)

Biodata;
Nama                             : Asep Kudratulloh
Ttl                                   : Ciamis, 13 April
Pendidikan terakhir     : Alumni Institut Teknologi Indonesia, Jurusan Teknik Sipil

Pekerjaan                      : Owner Cilok Boga Rasa

Selasa, 19 September 2017

Muda, Berkarya dan Bermanfaat; Pengu Ink Hasil Karya Anak Bangsa


Berawal dari membantu usaha keluarga, “Jadi saya putuskan untuk membuat produk yang  fresh, yang bisa membuat konsumen lebih leluasa dalam mendesain/menggambar pakaian mereka, Urai Achmad Mursyid Noor  founder Pengu Ink
Memiliki orangtua yang menggeluti dunia usaha, akhirnya Achmad Mursyid Noor diminta untuk ikut membantu dalam usaha keluarga. Namun tidak sampai di situ, akhirnya ia juga tertarik untuk mempunyai usaha sendiri agar bisa merealisasikan ide yang ia miliki sendiri.
Selain itu, ternyata ada alasan lain yang membuat pria yang biasa disapa dengan panggilan Ocid ini ingin membuka usaha sendiri, yakni karena rasa "kesal" dengan kebiasaan masyarakat yang terus-terusan konsumtif, tapi  kebanyakan masih memprioritaskan produk-produk impor. Itulah alasan kenapa ingin memulai sebuah usaha yang bisa menghasilkan produk sendiri, dan tentunya agar masyarakat tahu kalau produk buatan Indonesia juga bisa dipertimbangkan dari segi kualitas. 
Kalau ditanya kenapa bikin usaha ini? Ocid juga sebelumnya sudah pernah mencoba usaha di bidangtextile printing, namun kurang puas dengan hasil akhirnya. Hal ini dikarenakan masih terbatas pada proses dan media yang ingin diolah.
“Jadi saya putuskan untuk membuat produk yang lebihfresh, yang bisa membuat konsumen lebih leluasa dalam mendesain/menggambar pakaian mereka, jadi tidak terbatas hanya pada satu media, asalkan masih terdapat serat kain, cat masih bisa diaplikasikan. Fungsinya sangat universal, bisa untuk kaos, sepatu, tas, bantal, gordyn, ataupun taplak meja juga bisa”, ujarnya.
Pria lulusan S1 IT Binus ini mulai memasarkan produknya tahun 2016, namun sebenarnya ide dalam dirinya untuk membuka usaha tersebut hampir setahun sebelumnya. Siapa sangka usaha yang dimulai dan dijalankan oleh dirinya sendiri bermodalkan sangat minim, “kira-kira sekitar 500 ribu lah, dan memang dari awal diniatkan ingin memulai usaha dengan modal yang sangat kecil”.
Untuk sekarang ini Ocid belum memiliki karyawan, karenavolume penjualan masih bisa di-handle sendiri. Usahanya ini pun sampai saat ini masih dikelola sendiri, dari mulai desain packaging, desain produk, produksi, penjualan, semuanya sendiri. Karena juga mau tau dulu apa saja yang banyak diminati oleh para konsumen.
Visi Ocid dalam mendirikan usaha yakni untuk menciptakan usaha di bidang craft terbesar di Indonesia dan merambah dunia internasional, sedangkan misinya ialah dapat terus berinovasi dalam menghasilkan produk serta menghasilkan lapangan pekerjaan baru.
Dalam hal berbinis dan membuka usaha, tentu memiliki suka dan duka. “Sukanya sih senang kalau customer udah kasih feed back yang bagus-bagus, misal bilang ”packagingnya bagus", "hasil catnya oke". Karena banyak juga yang puas, lalu repeat order”. Lantas dukanya yang pernah ia alami yaitu harus menjawab pertanyaancustomer yang aneh-aneh, atau minta barangnya cepat dengan alasan urgent.
Pernah pula bermasalah dengan kemasan, saat sedang menerima banyak pesanan, ternyata kemasan habis dan ingin restock, namun dibilang tokonya udah tidak menjual kemasan yang biasa dipakai untuk produk Pengu Ink. “Rasanya pikiran langsung galau, takut tidak bisa memenuhi pesanan, karena tidak mau mengecewakan pelanggan, dan pastinya hilang kesempatan mendapat uang, hehee...”

Pada awalnya Ocid hanya menjual 1 set isi 6 botol/warna dengan harga Rp 95.000, tapi belakangan mulai dijual satuan dengan harga Rp 20.000 untuk memenuhi kebutuhan konsumen, agar lebih fleksibel.
Ocid sendiri memang memiliki beberapa keinginan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Salah satu keinginannya ialah bisa membuat sekaligus menjual ide yang sekarang menjadi usahanya. Selain itu target kedepan yang ingin dicapainya dalam usaha bisnisnya tersebut ialah dapat menjangkau lebih banyak lagi konsumen, dan membangkitkan minat kreatif masyarakat Indonesi, serta menghasilkan banyak kreasi produk baru.
Tidak hanya itu, Ocid mengatakan bahwa usaha Pengu Ink-nya ini akan merilis produk baru, yaitu model semprot yang bisa memberikan efek hasil desain berbeda, dan ternyata juga sudah ada target produk lainnya yang mungkin tidak lama lagi akan dipasarkan.
Ocid dalam memasarkan produknya saat ini masih menggunakan media online instagram. “Tapi ke depannya ia akan coba masuk untuk mencari reseller exclusive dan ke toko ATK retail di Jakarta agar produknya bisa menjangkau lebih banyak konsumen”, tutupnya.

Sabtu, 16 September 2017

Menegangkan! Ada Apa Di 1 Febuari 2018


Lagi dan lagi, akhir-akhir ini dunia perfilman Indonesia sedang digandrungi oleh film yang bertema horor. Kali ini film horor terbaru yang berjudul Syirik dipenuhi adegan mengagetkan yang tak terduga dibalut dengan suasana menegangkan. Info terbaru bahwa film Syirik ini tentunya mantap ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia pada 1 Febuari 2018 mendatang.

Film karya Farid Ongky ini menceritakan tentang perbuatan seseorang yang menduakan Tuhan. Yaa... dalam agama Islam perbuatan Syirik adalah perbuat yang haram dan sangat tidak disukai Allah SWT. Ini karena seseorang meminta pertolongan dan lainnya bukan kepada Allah SWT, melainkan kepada setan dan iblis. Farid mengaku bahwa dalam filmnya ini tokoh Lady yang diperankan artis pendatang baru Nadhira Hills menjadi tokoh sentral.

Ia diceritakan sebagai sosok atau keturunan ke-7  yang terkena imbas atau korban dari perjanjian buyutnya dengan iblis. Selain itu tokoh Romi (Suami Lady) yang diperankan oleh aktor muda Guntur Triyoga, sangat mudah dirasuki oleh iblis, lantaran kehidupannya yang labil dan mudah putus asa. Ia pula digambarkan sebagai sosok yang jauh dari Tuhan.

Dalam film ini, Mitha The Virgin turut hadir sebagai cameo. Kehadiran Mitha yang kita kenal sebagai musisi papan atas ternyata juga mengisi soundtrack untuk film tersebut, diyakini menambah warna dan rasa penasaran yang kuat, seperti apa isi cerita di film garapan sutradara Farid Ongky.

“Kekuatan karakter dari tokoh Lady dan Romi ini menjadi benang merah cerita dalam film ini. Saya pun ikut berperan sebagai Ustaz Marwan. Sepanjang film ini, banyak adegan menyeramkan dan menegangkan,” ungkap Farid.

Beberapa pemain pun mengakui bahwa dalam film Syirik banyak adegan yang diluar dugaannya dan bebeberapa kali harus berhadapan dengan suasana menegangkan yang juga menyeramkan di film ini.

Untuk para pecinta film horor! Yuk kita buktikan seberapa berani kalian untuk menonton film Syirik yang menegangkan ini!

=>> coba klik dulu yang di sini yaa
https://youtu.be/7bYwxy0SSAE

Minggu, 06 Agustus 2017

Bukan Lamborghini, Raffi dan Nagita Naik Helikopter Ke Gala Premiere Film Rafathar


Sabtu, 5 Agustus 2017 merupakan hari bersejarah bagi keluarga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Mengapa??? Pasalnya di hari tersebut ia mengadakan acara launching film Rafathar di CGV Grand Indonesia, Jakarta. Acara tersebut dibanjiri oleh pengunjung yang tentu bukan hanya ingin melihat Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, tetapi juga aa baby (panggilan untuk Rafathar) yang sudah tumbuh besar serta menggemaskan. Yaa... kapan lagi, biasanya mereka hanya bisa melihat Rafathar melalui akun instagram atau televisi, kemarin hadir di hadapan para pengunjung.

Raffi Ahmad, aktor muda multitalenta ini memang dikenal pekerja keras. Sepak terjangnya di dunia televisi dari dulu hingga kini memang bisa kita acungkan jempol. Namun kali ini dirinya mencoba untuk membuat film bertema keluarga dan komedi. Filmnya yang berjudul Rafathar digarap oleh Umbara Brothers yang tentunya akan tayang serempak pada 10 Agustus 2017 nanti. Raffi mengaku bahwa film Rafathar dibuat sebenarnya bukan karena alasan agar sang anak mengikuti jejaknya ke dunia entertainment, melainkan untuk kado Rafathar di hari ulang tahunnya yang ke 2.

"Sebelum membuat film Rafathar saya mengingat film luar negeri tebtang bayi ajaib. Terus saya disuksi sama Anggi Umbara. Akhirnya mereka setuju untuk membantu saya membuat film Rafathar ini. Lagi pula kan film tentang bayi ajaib memang belum ada di Indonesia. Titambah lagi film ini bisa dinikmati oleh semua kalangan", tambahnya.

Tidak cukup dengan ratusan pengunjung yang membanjiri gedung di bilangan Thamrin itu. Yang lebih membuat saya tidak menduga-duga, Raffi yang juga dikenal sebagai pengoleksi mobil mewah kali ini ia tidak menggunakan salah satu mobil mewah yang sering ia banggakan. Raffi, Nagita dan Rafathar justru hadir menggunakan helikopter ke Gala Premiere Film Rafathar. Terlihat Raffi dan keluarga kecilnya itu turun dengan menggunakan pakaian serba merah dan putih. Selain itu di dalam heli juga tampak turun seorang stand up komedian ternama, Raditya Dika.

Dengan antusias para pengunjung kemarin sudah cukup membuktikan bagimana mereka penasaran dan ingin menonton film Rafathar. Bagaimana denganmu??? Dari tayangan trailer aja sudah lucu, gimana kalau full movie-nya. Gak percaya??? Nih lihat trailer-nya


Kamis, 03 Agustus 2017

Kajian Utama 1: Fachrul Alamsyah, Memajukan Dusun yang Tertinggal dengan Gubuk Baca


Setelah bertahun-tahun pergi berpetualang ke berbagai daerah karena sejati dirinya yang memang sangat mencintai alam, Fachrul Alamsyah akhirnya pulang ke kampung halamannya di Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tidak hanya sampai di situ, ia pulang dengan membawa tujuan untuk memajukan dusunnya yang tertinggal. Lalu ia mulai unntuk mewujudkan mimpinya dengan mengembangkan gubuk baca bagi anak-anak di dusunnya.

Saya nekat untuk mencoba hubungi beliau dengan modal mencari kontak beliau karena ingin tahu sepak terjang bagaimana gubuk baca itu dapat berdiri dan berjalan sampai saat ini. Melakukan wawancara mengenai GBLN dengan Fachrul melalui aplikasi chatting, hal ini saya lakukan dikarenakan adanya jarak yang cukup jauh untuk mengunjungi beliau ke kampung halamannya. Sempat merasa khawatir chattingan tidak akan dibalas akhirnya saya bisa menepis itu semua. Yaa... sata berhasil berkomunikasi dengan beliau dan tanya jawab sedikit mengenai gubuk baca yang ia dirikan. Merasa kagum akan sosoknya yang peduli dengan orang banyak tentu menjadi inspirasi saya dan juga untuk banyak orang.

GBLN (Gubuk Baca Lentera Negeri) ini sebenarnya berasal dari kegelisahan akan suatu pergerakan dimana Fachrul ingin melakukan pergerakan dengan sasaran anak kecil. Kenapa anak kecil??? Menurutnya anak kecil itu adalah penerus, dan generasi yang kelak menjadi leader bagi masyarakat maupun dirinya sendiri.

GBLN itu didirikan pada awal september 2014 di Jabung, Kab Malang, Jawa Timur. GBLN beroperasi di Dusun Gunung kunci yang jaraknya 4 kilometer dari jabung, “jadi disana itu langkah awal kami dalam mengemban misi perbaikan pendidikan”, ujar Fachrul. Alhamdulillah, sampai saat ini Jumlah anggota GBLN sudah lebih dari 200 orang. Pengelola GBLN itu sendiri adalah semua anggota yang tergabung di dalamnya, yang jelas mereka menyebutnya sahabat lentera. GBLN pun sering menerima bantuan dari para donatur dalam bentuk apapun.
“Apapun (entah buku cerita, buku pelajaran, permainan tradisional, dan sebagainya) ya ada saja. Yang penting kami niatnya bikin pergerakan supaya manfaat, entah ada donatur apa tidak, ada uang apa tidak kami yang bakal tetep gerak”, sambungnya.

Tentu ada suka dan dukanya menjadi anggota sahabat GBLN. Sukanya yang jelas bisa bertemu dan menjalin tali persaudaraan dengan orang banyak. Perlu diketahui di dusun tempat GBLN berdiri, mereka cukup prihatin pada kesadaran masyarakat disana khususnya pada pendidikan anak karena sejauh pantauan Fachrul disana hanya ada satu MI (Setara dengan SD) dan satu TK Paud dan jadi setelah lulus dari MI 80% lebih tidak melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi malahan mereka memilih bekerja atau menikah. Yang lebih memiriskan lulusan MI tahun kemarin paling muda berusia 16 tahun, yang layaknyanya sudah berada di bangku sekolah menengah atas atau SMA, jadi dari rasa prihatin itulah yang menggerakkan hati mereka untuk bisa membantu apapun untuk meningkatkan semangat dalam belajar.


Jadi  meskipun namanya gubuk baca lentera negeri, kegiatan mereka tidak hanya baca-membaca. Fokus Fachrul adalah bagaimana anak-anak nantinya punya sikap afektif yang baik. Mereka awali memang dengan buku-buku, tapi itu hanya beberapa saat. Hal ini karena anak kecil suka bosan kalau hanya membaca. Jadi para pengelolah lebih sering menyelipkan dengan kegiatan yang lain, entah itu permainan tradisional, musik tradisional, membuat topeng malangan dari bubur kertas. GBLN bergerak di daerah yang bisa dikatakan daerah pinggiran kabupaten Malang (Kecamatan Jabung).

Untuk baca-membaca sebenarnya anak-anak sangat suka, namun mereka terkadang terkendala dari segi fasilitas (buku bacaan yang baik) yang kurang memadahi. "Disini bagi sebagian anak buku bacaan bisa dibilang barang mewah. Jadi setiap kali mereka menggelar pustaka keliling anak-anak menyebutnya angon buku ngangsu ilmu, antusias dari mereka pun sangat tinggi, bahkan ada yang berebut", tutupnya.

Gasing Tengkorak; Film Horor Pertama Sang Ratu Sinetron



Waw!!! Saya terkejut ketika mengetahui di salah satu akun berita online mengenai kabar Nikita Willy untuk pertama kalinya bermain film horor. Siapa yang tidak mengenal Nikita Willy, artis sinetron papan atas yang memulai karier pertama kalinya yaitu pada sinetron Bulan dan Bintang. Saya ingat betul kala itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar.

Sudah tidak asing lagi kalau Ratu Sinetron adalah julukan untuk artis wanita berdarah minang ini karena sudah banyak sekali judul sinetron yang ia bintangi. Untuk masalah sinetron yang mengandung unsur drama atau pun komedi, kualitas akting Nikita sudah tidak perlu diragukan, namun untuk urusan film layar lebar Nikita terbilang pemain baru apalagi film ini bergenre film horor garapan Jose Purnomo.
Saya tahu film horor karya Jose Purnomo memang terkenal laris manis mengingat film sebelumnya yang berjudul Jailangkung yang menggandeng salah satu aktor muda terbaru, Jefri Nichol sukses dengan 2,5 juta lebih penonton. Ini tentu kemajuan yang sangat luar biasa untuk katagori film horor di Indonesia yang mungkin memiliki sejarah kurang bagus di kalangan masyarakat.

Film terbaru bapak Jose ini berjudul Gasing Tengkorak yang  bersal daerah Padang, Sumatra Barat. Di sini mungkin bukan hanya saya yang bertanya-tanya mengapa bapak Jose memilih Nikita Willy untuk bergabung dalam film horor terbarunya? Yaps.... kemarin Rabu, 2 Agustus 2017 dalam acara Launcing Poster dan Teaser film Gasing Tengkorak di XXI Metropole, Jakarta akhirnya bapak Jose mengklarifikasi.

Nikita Willy dalam film ini berperan sebagai Veronica, seorang diva yang memiliki jadwal menyanyi sangat padat dan suatu hari ia ingin berlibur ke suatu tempat yang jauh dari keramaian. Namun ternyata bermula dari sinilah teror dari Gasing Tengkorak itu muncul.

Dalam acara launching fimnya tersebut pak produser mengatakan bahwa Nikita Willy memang bukan pilihan dari bapak Jose Purnomo yang merupakan sekaligus sutradara dari film Gasing Tengkorak. Nikita Willy adalah pilihan dari bapak produser, Dheeraj Kalwani. “Awalnya saya ajukan beberapa nama sebenarnya. Saat nama artis yang pertama saya sebutkan, Jose hanya menunduk. Saya sangat mengerti bahwa body languagenya itu artinya dia tidak setuju”, ujar Dheeraj. “Tapi waktu nama Nikita Willy yang disebut, saya langsung setuju. Karena untuk film class A kita perlu pemain class A juga seperti Niki untuk bisa naik kelas”, pungkas Jose.

Dalam filmnya kali ini bapak Jose sebagai sang sutradara ikut ambil serta mengarahkan para pemainnya dalam berakting agar sesuai dengan yang diinginkan. Ia pula memiliki metode yang sangat unik dalam mengukur kemampuan para pemainnya di film horor, yakni dengan 6 level tingkat ekspresi takut. “buat saya akting takut itu ada 6 level. Mulai dari wah ada apa tuh sampai lari ketakutan terbirit-birit. Dari semua itu harus betbeda ekspresinya”, kata Jose. “Nggak semua pemain bisa melakukan hal itu. Tapi Niki bisa”, tambahnya.


Niki pun mengaku bahwa banyak belajar dari film horor pertamanya ini, selain belajar akting tingkat 6 level Niki juga memiliki pengalaman mistis selama proses syuting film. "Jadi kan syuting itu ada pengulangan mantra berkali-kali. Namanya juga syuting jadi harus diambil dati berbagai angle. Nah pas dukunnya mengucap mantra, ada kru yang teriak-teriak kesakitan kaya kesuripan", tutur Niki.

Hayooo.... siapa yang penasaran dengan akting Nikita Willy di film horor pertamanya ini??? Apalagi film ini menyajikan pemandangan indah yang terlihat dalam cuplikan teaser film tersebut. Yuk kita intip teasernya!


Judul Film
Gasing Tengkorak

Sutradara
Jose Purnomo

Produksi
Dee Company

Pemain
Nikita Willy
Rendy Krisna
Voke Victoria
Farahdiba Ferreira



Perkiraan Tayang
September/Oktober 2017

Kamis, 20 Juli 2017

Film Haji Kecil, Keteladan Seorang Cucu Untuk Membiayai Sang Nenek Ke Tanah Suci

Haji Kecil merupakan sebutan  lain untuk ibadah umroh. Hal ini mengingatkan saya dengan kejadian tahun lalu ketika mamah dan nenek saya menjalankan ibadah umroh. Terlihat begitu bahagianya merek bisa berkunjung ke tanah suci, khususnya nenek saya. Sesampainya di sana nenek saya menelepon dan berbicara pada saya memberi tahu beliau sudah berada di sana. “nenek seneng banget. Ka’bah kaya deket banget sama nenek”, ungkapnya semangat melalui sambungan telepon.

Namun sepulangnya dari umroh pada hari Selasa nenek saya mmulai mengalami penurunan kondisi kesehatan pada tubuhnya. Mungkin karena di sana beliau susah untuk makan dan tubuh yang memang sudah menua. Hingga pada akhirnya Jum’at pagi beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Saya sekeluarga justru merasa lebih tenang dan ikhlas dengan kepergian nenek tercinta walaupun awalnya kesedihan mengoyak hati kami.
Oh ya... menyinggung mengenai pembahasan Haji Keci dan figur seorang nenek, naaah... kalian sudah tahu belum bahwa akan hadir film drama religi Indonesia yang berjudul Haji Kecil? Film ini akan segera digarap oleh Fine In Production. Film yang disutradarai oleh Furqy tersebut melakukan proses pengambilan gambar di Bandung. Bahkan ia merencanakan untuk menyusul pula syuting hingga ke kota suci Mekah pada bulan Desember 2017 ini.

Sejumlah aktris dan aktor yang ikut terlibat dalam film Haji Kecil pun telah disiapkan, di antaranya Dimas Seto, Dhini Aminarti, Aty Cancer, Fauzi Baadila, Vitalia Shesa, Sandrina Mitchelle, Zidan, dan lainnya. Selaku eksekutif produser, Aom Juang Wibowo dan juga produser, Iskandar Yusuf Anwar yakin pihaknya sukses mengemas sebuah film yang tentunya bermuatan positif bagi masyarakat.
Kisah cerita dalam film Haji Kecil ini mengangkat perjuangan seorang cucu yang berusaha memberangkatkan neneknya ke kota suci Mekah. Usaha dan perjuangan sang cucu yang menghadapi beberapa rintangan membuat ceritanya flm tersebut semakin menarik untuk disimak. Pihak produksi film menyebut ceritanya sangat kental dengan keteladanan, kepedulian dan kecerdasan seorang anak.

Aty Cancer yang berperan sebagai nenek menyebutkan peranan sang cucu di filmnya itu bisa menjadi contoh keteladanan bagi masyarakat. Cucunya dalam film itu bernama Dudung. Walaupun masih anak-anak tapi dia punya tekad kuat untuk membiayai neneknya beribadah haji. Padahal keluarga Dudung adalah keluarga yang termasuk tidak berkelebihan.

Tak hanya itu, film Haji Kecil ini juga diperkuat dengan lagu soundtrack berjudul Saat Doa Diljabah, diciptakan oleh Fredy Ahmad di bawah label My Music. Direncanakan, film tersebut secara utuh sudah bisa disaksikan pada tahun depan. Produser Iskandar Yusuf menargetkan film Haji Kecil bisa ditayangkan pada bulan Juli 2018. Bukan hanya di jaringan bioskop Indonesia saja, namun juga serentak di Malaysia, Brunei, dan Hong Kong.

Jumat, 26 Mei 2017

Bukan Cinta Malaikat, Film Drama Religi Percintaan Antar Dua Negara



Hallo blogger... sudah tahu belum kabarnya dunia perfilman tanah air kita ini akan segera diramaikan dengan film berunsur religi yang berjudul “Bukan Cinta Malaikat”. Film yang merupakan produksi dari Ganesha Perkasa Films yang kaya akan pesan moril bertemakan Islamic Love Story itu, diperankan bintang-bintang ternama Indonesia seperti Fachri Albar, Donita, Dewi Irawan, Joshua Pandeleki, Iqbal Pakula, Edi Brokoli, Dewi Amanda dan sebagainya.

Dalam filmnya kali ini Ganesa Perkasa Films juga melibatkan artis papan atas yang berasal dari negeri Jiran Malaysia, seperti Nora Danish dan Ashraf Muslim. Tidak hanya itu saja, ternyata film Bukan Cinta Malaikat merupakan film pertama international production dari Ganesa Perkasa Films. Selain memiliki kekuatan cerita dan pemain yang sudah tidak diragukan dalam dunia perfilman, film “Bukan Cinta Malaikat” juga akan menyuguhkan para penontonnya dengan gambar-gambar yang menarik, seperti landscape-landscape kota Makkah dan Madinah yang begitu indah dan tentu belum pernah ditampilkan di film-film Indonesia bernuansa Islam sebelumnya.

Film 'Bukan Cinta Malaikat' menceritakan tentang Reyhan (Fachri Albar), seorang relawan Muslim Care. Ia berasal dari kota Bandung dan sedang menjalankan tugasnya di wilayah konflik di Timur Tengah. Ketika sedang berada di Madinah, Reyhan menolong seorang perempuan asal Malaysia bernama Dewi (Nora Danish) yang sedang melakukan perjalanan umroh. Sejak pertemuan itu, Reyhan yang begitu idealis dengan misi kemanusiannya dan belum pernah menyatakan cinta pada perempuan secara tidak sengaja menaruh hati pada Dewi.

Reyhan pun akhirnya pergi ke Malaysia untuk menyatakan cinta dan melamar Dewi. Akan tetapi, cinta Reyhan tak berjalan mulus. Dewi telah memiliki kekasih bernama Adam (Ashraf Muslim). Sementara, di Bandung, seorang teman kecil Reyhan bernama Aliyah (Donita), mengharapkan cinta pada Reyhan. Dari situ konflik pun berkembang sedemikian rupa. Lalu bagaimana Reyhan dan Dewi menyelesaikan permasalahan mereka? Ingin tahu kaan?

Film 'Bukan Cinta Malaikat' akan tayang secara serentak di bioskop-bioskop Indonesia pada 13 Juli 2017. Tidak sampai di situ saja, film ini juga akan tayang di Malaysia loh guys....


Jumat, 19 Mei 2017

Rafathar The Movie


Siapa yang tidak kenal Rafathar Malik Ahmad, buah hati dari pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini baru saja meluncurkan trailer filmnya yang berjudul RAFATHAR. Film Indonesia pertama yang menceritakan tentang seorang Rafathar, bayi ajaib yang memiliki kemampuan luar biasa. Jonny Gold bersama rekan kerjanya Popo Palupi adalah sepasang perampok profesional, kali ini mereka mendapatkan misi pekerjaan untuk menculik seorang bayi yang bernama Rafathar. Hal ini dikarenakan Rafathar adalah bayi yang diadopsi oleh keluarga kaya raya.

Namun, sayangnya para penculik tidak mengetahui bahwa bayi yang mereka culik itu mempunyai kekuatan super, kekuatan telekinetik yang mampu mengendalikan logam. Kejadian-kejadian lucu terjadi dalam proses penculikan itu, hingga akhirnya kehadiran RAFATHAR mempunyai arti tersendiri kepada Jonny dan Popo. Perlu kalian ketahui, ternyata film RAFATHAR adalah hasil garapan Sineas Anggi Umbara dan papah Rafathar itu sendiri loh, yaitu Raffi Ahmad.

Film RAFATHAR ini adalah salah satu film yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penonton Indonesia di tahun 2017. Buktinya, film yang diproduksi oleh RNR dan Umbara Brothers dengan genre komedi-aksi tersebut memiliki jumlah viewers mencapai 526.000 viewers di Youtube dari akun official RNR Movies. Waw!!!

Yuk kita intip bagaimana trailer dari film RAFATHAR



Tidak hanya itu, kedua orangtua Rafathar yakni, Raffi Ahmad (Jhony Gold) dan Nagita Slavina (detektif Julie) turut membintangi film ini. Ada pula Babe Cabita (Popo Palupi), Agus Kuncoro (Kolonel Demon), Ence Bagus (Opsir Polisi), Verdi Solaiman (Kolonel Baraka), Arie Untung (Bos Viktor/papahnya Rafathar) dan Nur Faruza (Mamahnya Rafathar) yang tentunya ikut mengisi kelucuan dalam perannya dalam film ini. Yaaa... ini sudah bisa dipastikan kalau filmnya bakal seru dan lucu ditambah karakter dari Rafathar itu sendiri yang memang menggemaskan.

Yang lebih tak disangka-sangka, film yang akan tayang pada 10 Agustus 2017 ini dibuat menggunakan teknologi yang sudah banyak digunakan produksi film Hollywood. Dan di film RAFATHAR inilah untuk pertama kalinya diperkenalkan dan digunakan pada produksi film Indonesia. Motion Capture adalah teknologi digital yang memproses rekaman gerakan dari sebuah obyek atau manusia untuk kemudian diolah kedalam bentik 3D.

Dalam penggunaannya itu sendiri dengan melalui kombinasi sensor kamera, LED maker dan software yang canggih, yang didukung serta oleh proses yang disebut photogrametry untuk penyempurnaan dalam visual bagian wajah. Teknologi ini menciptakan hasil gambar digital yang akan merangkai berbagai adegan action pada film RAFATHAR, sehingga hasilnya akan menjadi lebih sempurna ketika sudah dikombinasi dan diaplikasikan ke dalam bentuk 3D.

Nah.... gimana??? Seru dan lucu kaaan!!! Huh.. jadi semakin tidak sabar untuk mengajak keluarga besar menyaksikan film RAFATHAR di bioskop nanti... 



x

Senin, 01 Mei 2017

Kompak! Ibu dan Anak Menjadi Pengusaha Kue Bolu Sukses

Berawal dari tekad untuk menambah pendapatan keluarga. Secara pribadi, Wilda Kholiilaa dan sang ibu memang suka dengan bolu. Ditambah dengan latar pendidikan sang ibu dibidang gizi dan dirinya dibidang Ekonomi. Ide membuka usaha toko kue itu muncul karena mereka pernah mencoba berbagai rasa bolu, pasangan ibu dan anak ini merasa bolu pisang dan bolu tape adalah varian bolu yang “beda” dengan yang lain. Walaupun ada di tempat lain, tapi mereka hanya ingin beda untuk dilihat dari sisi rasa yang home made.

Toko kue yang didiran oleh sang ibu dengan dukungan penuh oleh keluarga besar ternyata sudah berdiri sejak awal tahun 2005. Namun sempat berhenti dan kemudian lanjut kembali. Hingga toko kue tersebut  mulai terasa perkembangannya semakin membaik di tahun 2011.

Ada tiga karyawan part time, satu karyawan tetap, serta keluarga yang selalu standby di dalam toko. “toko kue ini dikelola oleh keluarga. Ibu mengatur produksi. Ayah mengatur pembelanjaan bahan produksi dan kemasan. Saya mengatur finishing, administrasi, pemasaran, dan keuangan”, ucap Wilda.

Ada visi misi yang dimiliki mereka dalam mendirikan dan menjalankan usaha membuka toko kue, yakni tidak lain tidak bukan adalah ingin bermanfaat bagi orang lain. Latar belakang pendidikan yang ingin mereka aplikasikan saat ini, serta menjadikan sunnah bahwa berwirausaha adalah contoh dari tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Mereka juga memproduksi bolu dengan sistem hire karyawan dari ibu-ibu sekitar rumah yang ingin bekerja part time. Hal itu cukup merepresentasikan.

“Kami ingin memproduksi bolu rasa home made, enak, memiliki ciri khas tersendiri, dan harganya terjangkau. Sehingga jika sudah merasakan sekali, konsumen tau ini produksi BOLU UMMI”, tambahnya.

Dalam berwirausaha, pasti ada suka dukanya. Duka yang pernah mereka alami adalah dalam hal bahan produksi yang mereka dapatkan dalam keadaan kurang baik yang berakibat fatal pada hasil bolu, sehingga mereka harus mencari supplier yang kualitasnya baik. Ada juga dalam hal konsumen yang mengambil kesempatan untuk meminta harga murah, karena kue yang mereka produksi masih home made dan belum memiliki PIRT serta sertifikasi halal.

Kemudian, kelemahan dari sistem made by order adalah konsumen yang kadang tidak jadi mengambil bolu tanpa konfirmasi, namun ada pula konsumen yang sangat memaksa memesan bolu walaupun pesanan yang kami terima sudah penuh. Di samping dari dukanya, namun menurut mereka lebih banyak sukanya. Meski usaha yang mereka kelola ini pasang-surut, tapi usaha bolu dibidang kuliner ini bisa dikatakan tidak ada habisnya atau tidak ada berhentinya, karena sudah menjadi sebuah kebutuhan.

Target serta harapan Wilda dan sang ibu awal untuk menambah pendapatan keluarga dan mengelola sendiri keuangan usaha, memang sudah tercapai. Kemudian mereka juga senang karena bisa membantu orang yang ingin melakukan kursus secara pribadi, terutama dalam hal memproduksi kue.

Wanita kelahiran 20 Maret 1994 ini ngatakan bahwa kue bolunya dipasarkan dengan beraneka macam harga. Untuk harga ia dan sang ibu memasarkan berdasarkan ukuran dan rasa. Dimulai dari harga RP. 10.000 dan yang paling tinggi RP. 100.000. Ukuran tersebut berdasarkan kegunaan bolu itu sendiri. Bisa menjadi souvenir dalam acara keluarga dan kerabat, bisa menjadi buah tangan khas bogor, bisa juga menjadi kue potongan kecil di prasmanan, serta bisa menjadi kue seserahan dan ulang tahun.

“Bolu unggulan kami adalah bolu bakar rasa pisang dan tape. Kemudian ada brownies original dan brownies pisang, juga ada bolu pandan, bolu marmer, blackforest, dan bolu kukus”.

Usaha kue bolu yang awalnya dipasarkan hanya dengan sistem dari mulut ke mulut selama bertahun-tahun dan mulai berkembang di tahun 2011 memiliki omzet sekitar 10 sampai 20 juta. Sedangkan pendapatan atau keuntungan yang diterima sekitar 3 sampai 6 juta. Mereka juga membuka sistem reseller, sehingga banyak pemesan yang membeli namun untuk dijual kembali.

Awal tahun 2017 ini, Wilda dan sang ibu mulai memasarkan by online di media sosial, dan menyediakan pesan antar menggunakan jasa logistik. “Reseller dan konsumen terjauh by online ada yang di Jakarta dan Tangerang. Sementara ada juga konsumen yang membawa bolu kami sampai ke Padang, Palembang, Lampung, Makassar, dan lain lain”, tutupnya.

Senin, 03 April 2017

Kalau Bukan Kita yang Mulai, Siapa Lagi?


Bermula dari bermain teaterikal di lapangan sempur kemudian berinisiatif untuk melakukan sebuah gerakan peduli lingkungan yang bernama Cibinong Clean Action (CCA) dengan bimbingan dari Sekolah Relawan.

Selly, Arya, Buyung, Deri, Idung, Devi dan kawan-kawan dalam memepringati HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional) melakukan sebuah teaterikal tentang sampah yang kami tampilkan di depan Walikota Bogor Bapak Bima Arya. Usai bermain teaterikal tersebut, mereka berfikir mengenai apa yang harus dilakukan setelah ini? Jangan sampai hanya menjadi sebuah teater tanpa aksi. Alhasil, Selly dan yang lainnya bertemu dengan seorang pengiat sampah akrab dengan sebutan kang Agil dan Kang Gigin.

“Kami disambut hangat. Diberikan arahan dan masukkan bagaimana cara membuat suatu perubahan. Tanpa fikir panjang kami berdiksusi dalam sebuah grup yang pada akhirnya visi kami adalah menggerakkan anak muda melakukan kebaikan”. 

Tepatnya pada 28 Februari 2016 hari pertama Selly dan teman-temannya melakukan aksi lingkungan dalam sebuah program “Clean Action dengan nama Cibinong Clean Action”. Ditanggal tersebut pula, Cibinong Clean Action (CCA) resmi terbentuk. Gerakan Pungut Sampah (GPS), edukasi lingkungan dengan penyuluhan serta training-training pengelolaan sampah dan turut membantu program pemerintah di bidang lingkungan.adalah kegiatan dalam program ini yang dilakukan setiap hari minggu di Pemda Cibinong.

Tak sampai disitu, Sekolah Relawan merupakkan tempat belajar yang senantiasa mendampingi, mengarahkan dan bergerak bersama. Banyak hal yang diajarkan disana. Segala macam terkait pelaksanaan kegiatan CCA pun didukung penuh oleh Sekolah Relawan berserta guru-guru yang tak kalah hebatnya. Awal CCA berdiri hanya beranggotakan 5 orang, namun saat ini anggota relawan CCA sudah mencapai 40 sampai 50 orang.

CCA sendiri mulanya dikelola oleh lima anggota pertama yang kemudian dikembangkan dan memiliki struktur. Adapun visi dan misi dari CCA. Visinya yakni, mengedukasi masyarakat dengan aksi nyata. Sedangkan misinya ialah Gerakan Pungut Sampah (GPS), Penyuluhan pengolahan sampah, pelatihan bank sampah. Bergabung dalam CCA tentu ada suka dan duka. Selly sendiri pun merasakan hal itu. Ia menuturkan bahwa pengalaman yang menyenangkan baginya ialah semakin banyak yang teredukasi dengan adanya aksi GPS di Pemda Cibinong. Sedangkan pengalaman dukanya ialah dirinya pernah dicibir oleh temannya karena memungut sampah.

Untuk saat ini harapan yang sudah dicapai oleh komunitas CCA adalah CCA sudah bisa mengedukasi para karangtaruna setempat sehingga warga setempat mulai sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Namun untuk harapan kedepannya adalah semoga CCA bisa bergandengan dengan pemerintahan setempat untuk mengedukasi masyarkat dalam hal kebersihan. “Bumi sudah lelah menerima sampah dari kalian, sumpah nggak nyampah itu nggak susah”, pesan singkat Selly untuk masyarakat dengan mengakhiri perbincangannya. 

Jumat, 10 Maret 2017

Senyum Kecil, Si Penjual Koran

Kecil, kurus, berkulit sawo matang, iya itulah Ariz si penjual koran yang setiap harinya menjajakkan korannya di simpang jalan Gumarau. Ketika matahari pulang ke pelupuk langit, Ariz justru keluar dari istana mungilnya nan sederhana dan berperang dengan dinginnya malam demi beberapa lembar uang yang akan ia tabungkan untuk masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bocah yang berkepala gundul itu memang masih dua tahun lagi untuk dapat melanjutkan sekolahnya ke tinggat SMP, tetapi ia sadar bahwa ia terlahir bukanlah dari keluarga yang berkecukupan, jadi ia memutuskan untuk menjadi penjual koran untuk meringankan beban orangtuanya dalam membiayai pendidikannya.

Ariz sudah empat tahun menggeluti pekerjaannya ini. Tentunya sudah sangat biasa badan mungilnya terkena angin malam yang meusuk sendi-sendi tulangnya. Tidak jarang koran yang ia jual berterbangan karena hembusan angin dari kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang di hadapannya. Harga koran yang ia jual pun tidak seberapa dengan waktu yang ia telah korbankan hingga larut malam. Untuk seumuran Ariz, pada jam tersebut harusnya diisi dengan belajar, bukan mencari nafkah.

Suatu hari Ariz bertemu dengan salah satu kakak perempuan dari sebuah kota dan ia berprofesi sebagai reporter. Kebetulan kakak tersebut sedang ditugaskan ke daerah dimana tempat itu tidak jauh dari singgahsana si bocah kepala gundul tersebut. Ketika si kakak sedang berjalan-jalan pada malam hari, pandangan pertama langsung tertuju kepada Ariz yang sedang sibuk membereskan koran-korannya yang berterbangan. Kakak reporter itu pun bergegas membantu Ariz karena memang tidak ada orang yang peduli untuk membantunya. Padahal, banyak orang yang lewat namun hanya menoleh dan memerhatikan Ariz yang sibuk berlari ke sana ke sini mengambil koran yang ia jual berterbangan.

Kakak reporter tersebut menghampiri dan kemudian bertanya pada Ariz, “hey... ini koranmu semua?” kemudian Ariz menjawab, “oh ya, ini koranku kak” sambil tersenyum. Sambil ikut membereskan koran, kakak reporter tersebut melanjutkan perbincangannya kepada Ariz. Selama mereka berbincang, ada segerombolan mahasiswa yang ternyata sedang mengadakan bakti sosial ke anak-anak jalanan. Para mahasiswa tersebut membawa bungkusan makanan beserta minuman yang mungkin bagi Ariz, itu sangat mahal. Dan ternyata, Ariz mendapatkan satu bungkusan makanan tersebut. Sangat terlihat jelas Ariz sangat senang ketika memegang bungkusan makanan tersebut yang kemudian dipangkunya.

Terdiam kakak reporter itu memandang Ariz, kemudian dilanjutkan dengan bertanyanya kembali ia kepada Ariz, “oh iya sampai lupa tanya nama. Nama kamu siapa?”, “Ariz, kak” jawab Ariz. “kamu tidak takut menjual koran malam-malam, apakah kamu sudah makan” tanya kakak reporter lagi. “kenapa harus takut? Aku datang ke sini dengan niat yang baik kak hehehee... hmmm... aku belum kak” dengan sedikit tawa Ariz menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian, kakak reporter itu tiba-tiba terenyuh hatinya. Iya ia terenyuh karena ketika ia menyuruh Ariz memakan makanan yang ada di bungkusan itu, Ariz menjawab “enggak kak, ini buat ibu dan saudara-saudaraku. Aku lima bersaudara kak” sambil menggenggam minuman yang didapatkan satu paket dengan bungkusan makanan.

Di sisi lain, Ariz menjual koran juga karena sang ayah yang telah meninggal. Yang bocah itu tahu hanyalah menabung untuk sekolah  dan membantu ibu agar bisa menabahkan uang untuk makan esok. Sungguh seperti tidak ada beban berat jika melihat Ariz yang selalu tersenyum dan memperlihatkan giginya ketika ditanyakan sebuah pertanyaan. Selama 30 menit kakak reporter itu menemani Ariz berjualan dengan sesekali melontarkan pertanyaan.


Namun, dari beberapa pertanyaan yang paling menguras emosi adalah bahwa setiap Ariz akan pergi berjualan koran, ia selalu mengaji sore terlebih dahulu dan kemudian diciumnya wajah Ariz oleh sang ibu. Katanya ibu selalu mendoakan dirinya dan ada Allah yang menjagaku. Sungguh hebat, anak sekecil itu sudah paham arti seseorang yang bisa bermanfaat untuk orang banyak. Anak berumur sepuluh tahun itu sudah mengerti kalau doa ibu akan selalu melindungi dirinya dimanapun ia berada. Karena sesungguhnya orang baik akan selalu mendapatkan kebaikan dan begitu pula sebaliknya. Semua sudah diatur oleh Allah SWT. Allah pula yang mendatangkan bencana bagi siapa saja yang lupa pada-Nya dan tidak mencintainya. Maka, berbuat baiklah atas ridha Allah bukan demi mendapat penilaian dari seseorang dan sungguh Allah Maha Pelontar Bahaya bagi siapa pun.