Aku merindukannya. Teramat rindu tawanya, teramat rindu candanya. Dia selalu menari indah dalam ingatanku. Dia selalu hadir ditidur lelapku. Dia orang yang membunuh semua waktuku. Hanya untuk sekedar memikirkannya, mengkhawatirkannya dan membayangkan senyumnya

Jumat, 30 Desember 2016

Eko Siswandanu; Prioritas Waktu Antara Amanah dengan Kewajiban

“Selain mengerjakan tugas akhir kuliah, saat ini saya juga aktif sebagai Wakil Ketua Badan Kepengurusan Relawan WikiDPR. Karena kami sedang mempersiapkan database rekam jejak kinerja wakil rakyat sebagai bekal masyarakat memilih pada pemilihan umum legislatif 2019”.


Eko Siswandanu, mahasiswa akhir jurusan Perbankan Syariah ini memang pada dasarnya sangat senang berdiskusi. Pengalaman pertamanya saat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah dirinya menemukan sebuah lembaga kajian ekonomi Islam yang bernama Center for Islamic Economics Studies (C.O.I.N.S). Ketika mulai aktif mengikuti kajian di C.O.I.N.S, ia mengamati bahwa kakak-kakak di lembaga tersebut ternyata tidak hanya pandai dalam bidang keilmuan saja, namun juga dalam bidang keorganisasian dan kepemimpinan. Bermula dari sanalah, Eko merasa tertarik untuk mendalami seni berorganisasi.

Pada tahun pertama kuliah, pria asal Bekasi ini telah bergabung dengan organisasi C.O.I.N.S dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di tahun kedua, di bawah kepemimpinan Sdr. Syamsul Ma’arif, Presiden Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Muamalat, saat itu Eko diajak untuk menjadi salah satu pengurus dalam kabinetnya.
“Saya diamanahkan sebagai Ketua Departemen Informasi HMPS Muamalat. Pada saat itu program kerja utama saya adalah membuat Buletin Cerdas dan mengelola media sosial organisasi, alhamdulillah terlaksana”, ujar Eko.

Setelah satu tahun menjalankan amanah sebagai pengurus HMPS Muamalat, Eko kembali diberikan amanah yang lebih tinggi, yakni menjadi Sekretaris di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), di bawah kepemimpinan Sdr. Ahmad Zakial Fajri Nas. Pada saat masa jabatan Eko mengaku bahwa ia juga diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Konferensi Mahasiswa Syariah tingkat nasional di UIN Alauddin Makassar. Sungguh dari sini ia mengungkapkan bawasannya dirinya merasa sangat beruntung karena diberikan banyak ruang untuk berproses bersama kawan-kawan yang lain.

Ternyata, tidak hanya iseng semata Eko mengikuti kegiatan keorganisasian. Namun dirinya juga memiliki  alasan tersendiri dalam dirinya, “Saya berorganisasi untuk mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada diri saya. Dengan berorganisasi saya belajar memahami diri sendiri dan orang lain, belajar memimpin dan dipimpin. Selain itu, berorganisasi juga bisa menambah teman dan memperluas pergaulan”, kata Eko.

Mahasiswa yang memiliki mata sipit ini, ternyata pernah menjabat sebagai ketua senat di kampusnya. Eko menceritakan bahwa dirinya bisa menjabat sebagai ketua senat yakni dimulai dengan berproses dari tingkat jurusan atau program studi di HMPS Muamalat lalu ke tingkat fakultas melalui BEM FSH. Selain itu dikarenakan dirinya yang memang terbilang aktif menempa diri di lembaga kajian dan perkaderan, yaitu C.O.I.N.S dan HMI. Melalui itu semualah ia hendak maju ke tingkat yang lebih tinggi di universitas, yaitu mencalonkan sebagai Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “alhamdulillah semesta meridhoi”, ucapnya.


Baginya, mahasiswa dan pemuda harus memiliki idealisme dan nasionalisme yang kuat. hal ini dikarenakan banyak persoalan di negeri ini yang tidak akan selesai jika kita hanya berpangku tangan tanpa mau ikut terlibat menyelesaikan persoalan tersebut. Oleh karena itu ia selalu menanamkan visi aktif dan kreatif dalam merespons setiap persoalan yang ada, baik itu di ruang lingkup keluarga, kampus, maupun nasional dan internasional.

Setelah dirinya terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia pun ikut dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI). Eko bercerita bahwa Pada Musyawarah Nasional di Jakarta, dirinya mendapat amanah sebagai Koordinator Wilayah Jabodetabek. Selain itu, untuk saat ini ia aktif dalam organisasi kerelawanan WikiDPR yang bertugas merekam jejak anggota DPR RI agar masyarakat bisa menilai kinerja mereka secara komprehensif.

Banyak hal menyenangkan baginya dalam mengikuti sebuah organisasi, yang paling ia suka adalah ia pernah diberikan kesempatan jalan-jalan gratis ke Makassar dan Bali. Selain pengalaman sukanya, namun ternyata ada pula pengalaman tidak menyenangkan yang Eko rasakan, “hal yang tidak saya suka adalah ketika organisasi sudah bernuansa politik praktis dan anggotanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya masing-masing. Contohnya adalah ketika banyak saya jumpai kecurangan dan kekerasan dalam proses pemilihan umum mahasiswa, menurut saya ini sangat tidak pantas untuk seorang mahasiswa”.

Disinggung mengenai kesebukannya yang padat, Eko mengaku bahwa pada awalnya memang dirinya agak sulit untuk mengatur waktu dengan banyaknya aktivitas organisasi, namun ia belajar menerapkan skala prioritas dan first in first serve. “Skala prioritas dinilai dari urgensi kegiatan dan dampak yang timbul jika saya memutuskan terlibat atau tidak terlibat, sedangkan untuk yang skala prioritasnya sama saya menggunakan first in first serve yaitu saya mengikuti apa yang telah terjadwal terlebih dahulu”, katanya.


Merasa beruntung walaupun dengan kegiatannya yang padat, untuk dirinya pribadi, Eko mengungkapkan keuntungan yang sangat besar karena keterlibatannya dalam berorganisasi, yakni menambah pengetahuan dan kebijaksanaan saya dalam menilai suatu kondisi atau keadaan dalam rangka pengambilan keputusan. Selain itu jejaring pertemanan yang luas dapat menjadi modal sosial dalam hal membangun integritas diri.

Untuk masalah waktu bersama keluarga, tentu dengan melihat kegiatannya tersebut, Eko akan sulit membaginya dengan keluarga. “Waktu untuk keluarga merupakan prioritas yang utama. Tanpa dukungan keluarga pastinya saya tidak dapat beraktivitas seperti ini di organisasi. Bagi saya, waktu minimal untuk keluarga adalah seminggu sekali”, ungkapnya.

Semua orang tentu memiliki tujuan hidup masing-masing. Eko mengaku bahwa pada dasarnya ia bukanlah orang yang fokus pada satu tujuan hidup, menurutnya kita semua harus memberikan upaya yang maksimal terhadap apa yang menjadi tanggung jawab kita. Bahkan kita harus memberikan lebih dari apa yang orang lain harapkan terhadap kita. Dengan begitu setiap hari akan ada kesempatan-kesempatan baru yang lebih hebat lagi untuk kita.

Selasa, 27 Desember 2016

Bermain Boleh, Tapi Jangan Lupa Belajar!

Namanya Deki Darmawan, seorang bocah laki-laki berkulit hitam manis dan murah senyum. Saat ini ia menginjak kelas 4 di SDN Sukasari 5 Kota Tangerang. Di dalam kesehariannya, Deki terkadang sulit untuk mengatur waktu main dengan waktu belajarnya. Ia gemar sekali bermain burung dara bersama teman-teman di sekitar rumahnya.

Pada suatu ketika, ia sungguh sangat kelalahan karena sepulang sekolah ia langsung beranjak keluar rumah untuk bermain burung dara bersama teman-temannya. Setibanya sore hari, Deki pulang ke rumah dengan kadaan kotor dan berkeringat. Melihat Deki yang seperti itu, Dinda kakak dari Deki dengan gegas menyuruh Deki untuk mandi membersihkan dirinya.

Selesainya Deki mandi, Dinda mulai menyiapkan makan malam untuk Deki.
Kedua orangtua Deki yang bekerja kantoran, membuat Deki lebih sering di rumah bersama kakaknya. Setelah Deki menghabiskan makan malamnya, mata Deki mulai terasa mengantuk akibat kelelahan bermain burung dara. Namun Deki mencoba menahan rasa kantuknya itu.
Dinda datang menghampiri Deki untuk menanyakan apakah ia ada tugas PR dari sekolahnya.

Lalu Deki menjawab “iya, ada kak”.
PR apa Dek?, tanya Dinda.
“PR matematika dan bahasa Inggris kak”, jawab Deki.
“Yasudah, kerjakan sekarang sebelum larut malam”, kata sang kakak.

Rasa kantuk Deki semakin menjadi-jadi. Ketika ia sedang mengerjakan PR matematikanya, baru beberapa soal, ia tertidur di atas bukunya dengan posisi tangan yang masih menggenggam pensil. Sang kakak langsung membangunkan Deki agar kembali menyelesaikan PR. Tak lama kemudian akhirnya Deki berhasil menyelesaikan PR matematikanya. Kemudian ia bergegas untuk menyelesaikan PR bahasa Inggrisnya. Waktu semakin larut. Mata Deki pun sudah merasa lelah dan kantuk yang hebat. Lagi-lagi Deki meberusaha menahan matanya itu dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan PR bahasa Inggrisnya.

Dengan kondisi mata dan tubuh yang sudah sangat lelah, Deki berhasil menyelesaikan kedua PRnya. Namun, karena Deki sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya itu, ia sampai tertidur di meja belajarnya. Dinda yang melihat Deki sudah tertidur pulas, akhirnya memindahkan Deki ke kamar tidur agar badan adik satu-satunya itu tidak sakit ketika bangun nanti.

Pagi pun tiba, Deki bangun dari tidurnya dan bersiap mandi untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai mandi, Deki membereskan buku-bukunya yang tergeletak di atas meja belajarnya. Selesai itu, Deki berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan tenang karena kedua PRnya itu sudah selesai.
Hari mulai siang. Tepat pukul dua siang biasanya Deki pulang sekolah. Setibanya ia di rumah tak lama kemudian teman-temannya Deki datang menjemput Deki untuk bermain burung. Karena ia sangat senang bermain buruk, maka ia langsung bergegas mengganti baju seragamnya dan menghampiri teman-temannya itu.

Hari menjelang sore. Saat itu Deki tengah asik bermain burung dara bersama teman-temannya. Tak lama kemudian, Deki sadar bahwa ia tidak ingin pulang ke rumah terlalu sore. Karena ada PR dari sekolah yang harus ia kerjakan di malam hari.
Akhirnya Deki pamit pulang ke teman-temannya. Deki tidak mau mengerjakan PRnya sambil menahan rasa kantuk kembali. Karena Deki sudah tahu bagaimana tidak enaknya mengerjakan PR sambil menahan matanya yang sudah lelah. Dengan kejadian kemarin Deki merasa bahwa ia harus belajar udalam mengelola waktunya dengan sebaik mungkin.

Jumat, 16 Desember 2016

Celoteh Pagi

Selamat pagi.
Kemarin aku mampir ke tempat pertama kali kita bertemu.
Ada salam untukmu.
Itu loh, dari mas-mas penjaga toko donat.
Mereka tanya, "Di mana pangeran gagah yang bersamamu hari itu?"
Aku bilang saja, kalau kamu sedang sibuk membangun istana untuk kehidupan bersama bidadarimu kelak.
Hahaa...
Tidak usah cemberut gitu.
Aku kan cuma bercanda.
Sudah dulu ceritanya.
Jangan lupa sarapan lalu bersyukur...

Film "Hangout", Siapa Dalang Dibalik Pembunuhan?


Raditya Dika, berangkat dari stand up komedi dirinya mulai dikenal di dunia hiburan. Tidak usah diragukan lagi mengenai hasil karya dari pria yang memiliki nama panjang Raditya Dika Angkasa Putra Moerwani ini dalam kanca dunia hiburan. Selain menulis buku, Radit juga dikenal sebagai seorang penulis naskah film dengan segudang ide yang cemerlang dan kreatif. Terbukti dengan banyaknya masyakarat yang menunggu-nunggu hasil karya film Radit berikutnya setelah film Koala Kumal.

Berbeda dari film-film sebelumnya yang menceritakan tentang komedi percintaan. Kali ini Radit bekerjasama dengan Rapi Films mempersembahkan sebuah film ber-genre thriller comedy. Film yang berjudul HANGOUT ini menceritakan sebuah perjalanan sembilan publik figur yang diundang oleh seorang misterius untuk pergi ke sebuah pulau untuk membahas suatu proyek besar. Selama di pulau terjadi banyak konflik antar pemain serta pembunuhan yang dialami oleh satu-persatu publik figur tersebut dengan penuh teka-teki. Dalam filmnya kali ini, Radit menggandeng delapan publik figur 8 yang lainnya, yakni Mathias Muchus, Gading Marten, Prilly Latuconsina, Titi Kamal, Soleh Solihun, Dinda Kanya Dewi, Surya Saputra serta Bayu Skak.

Tak hanya itu, dalam film Hangout ini, kesembilan publik figur tersebut berperan menjadi diri mereka masing-masing. Dimana banyak terjadinya perpaduan yang menarik di antaranya Dinda Kanya Dewi dengan Titik Kamal. Dinda yang terkesan seseorang yang jorok sedangkan Titik Kamal seseorang yang tomboy dan bolang sehingga disaat yang menegangkan pun masih saja terlihat lucu dengan aktingnya tersebut. Kekonyolan Surya Saputra juga menghiasi film Hangout. Ia berakting sangat total ketika harus berberan menjadi seorang pria yang sangat menyukai kebersihan dan tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang bersifat layaknya anak kecil ketika beradu akting dengan Radit, Soleh, Gading dan Bayu Skak. Ditambah lagi dengan kelucuan Raditya Dika ketika berakting dengan Soleh Solihun yang tentunya banyak mengundang tawa. Serta akting Prilly yang tiba-tiba melonglong layaknya serigala ketika melihat bulan purnama pada malam hari merupakan suatu kesatuan yang pastinya sangat menarik dan tak sabar untuk dinikmati.

Lantas, jika pembunuhan tersebut menimpa satu-persatu publik figur, maka siapakah dalang dibalik terjadinya pembunuhan tersebut? Apakah pelakunya salah satu di antara mereka? Siapakah dia?

Jika kalian merasa penasaran dan ingin tahu?
Saksikan film Hangout yang akan tayang pada tanggal 22 Desember 2016 serentak di bioskop-bioskop kesayangan Anda.

Detail cast and Crew Film "Hangout" (2016)

Jenis Film : Komedi, Thriller

Sutradara : Raditya Dika
Penulisa Naskah : Raditya Dika
Produser : Sunil Samtani, Gope T. Samtani
Produksi : Rapi Films
Pemain : Raditya Dika, Prilly Latuconsina, Titi Kamal, Mathias Muchus, Gadin Marten, Surya Saputra, Dinda Kanya Dewi, Sholeh Solihun dan Bayu Skak

Rilis : 22 Desember 2016